NOMOR GENERASI DI DALAM SILSILAH -- Apa Kabarnya Sekarang?

Kata Juara S Ginting

Di Tahun 1980an, menjadi sebuah issue besar di kalangan Batak tentang nomor generasi di dalam marganya masing-masing. 

"Hutabarat nomor berapa kamu?" begitulah sering kita dengar pertanyaan sesama Hutabarat, misalnya.

Dari nomor generasi itu sesama marga Hutabarat tadi, misalnya, menetapkan hubungan sebagai maramang/ maranak (kalau selisih nomor generasinya satu, marompung/ marpohumpu) kalau selisih nomor generasinya dua, dan seterusnya).

Pada dekade yang sama orang-orang Karo-karo juga sibuk membuat silsilah keturunannya dengan menggunakan kertas karton manila. Tapi, menurut pengamatan saya, sedikit sekali yang berhasil menembus silsilahnya lebih daripada 7 generasi.

Lalu, sejak Tahun 1990an, penomoran generasi pada orang-orang Batak mulai sepi dan orang-orang Karo pun sepertinya tidak tertarik lagi membuat silsilah keturunan mereka.

Di Tahun 1987, saya pernah melakukan penelitian lapangan beberapa minggu lamanya di Ronggur Ni Huta, sebuah wilayah marga-marga Parna di salah satu puncak perbukitan Samosir (dekat Pangururan). 

Karena begitu ramainya soal penomoran marga saat itu di Medan, saya tertarik menanyakan orang-orang tua di sana nomor generasinya di dalam marganya masing-masing. Tak ada satupun orang tua yang tahu nomor generasinya dan bahkan mereka tidak paham dengan pertanyaan saya.

Pertanyaan yang menarik bagi saya, mengapa pernah begitu ramainya menjadi pembicaraan mengenai nomor generasi dan pencarian silsilah tapi sekarang keduanya terkesan sepi?

Salam mejuah-juah.

Post a Comment

Previous Post Next Post

Contact Form